Pelajaran Tabernakel - Warna Putih
WARNA PUTIH PADA TABERNAKEL
Kita akan terus mempelajari Tabernakel, khususnya saat ini kita akan mempelajari mengenai warna-warna yang terdapat pada Tabernakel. Ada 4 warna yaitu :Ungu muda (Ungu), ungu tua (Biru), Kirmizi (Merah), lenan halus (Putih). Masing-masing warna memiliki arti tersendiri namun semua tetap menggambarkan pribadi Tuhan Yesus Kristus. Saat ini kita akan mempelajari mengenai warna Putih.
Apa arti putih dalam Alkitab?
Putih, dalam Alkitab dan dalam masyarakat saat ini, biasanya dikaitkan dengan kemurnian, hal-hal yang baik, tidak bersalah, kejujuran, dan kebersihan. Warna yang dipakai sebagai lambang kekudusan dan kebenaran, dan mungkin, kadang-kadang, kemenangan. Warna putih dikaitkan dengan Allah, para malaikat dan kaum tebusan Allah.
Arti yang paling umum dari warna ini adalah bahwa warna ini melambangkan kebenaran (Daniel 7:9, Matius 17:2, Markus 9:3, Wahyu 1:12 - 14) atau berpura-pura demikian (Wahyu 6:2). Ini dapat melambangkan kemurnian (Daniel 11:35, 12:10, Mazmur 51:7, Yesaya 1:18, Wahyu 3:18), hikmat (Wahyu 1:14), kekudusan atau dedikasi kepada Allah (Markus 16:5, Yohanes 20:12, Kisah Para Rasul 1:10, Wahyu 4:4, 19:14). Itu juga dapat melambangkan sukacita (Pengkhotbah 9:8).
Putih (atau variasinya), dalam terjemahan King James, terjadi 79 kali. Ini adalah pigmen yang paling sering disebutkan dalam Perjanjian Baru dan dalam firman Allah secara keseluruhan. Ini adalah warna ketiga yang paling banyak dirujuk, di belakang biru (50) dan merah (47), dalam Perjanjian Lama.
Tuhan Yesus Kristus adalah Firman Allah yang berdiam dalam Tubuh Manusia yang suci dan kekal sebagai Anak Allah (Yoh. 1:1-2,14; Mat 17:-8; Mrk.8:2-8; Luk.9:28-36; 2 Ptr.1:16-18). Dengan kuasa Firman Allah dan Roh Kudus, orang percaya dapat mengambil bagian dalam kekudusan Kristus.
Dijaman PL ada kisah mengenai 4 orang pemuda unggulan yang mengikuti pemilihan sebagai calon pekerja di Kerajaan Babel. Mereka adalah Daniel , Hananya (Sadrakh). Misael (Mesakh) dan Azarya (Abednego).
Sebagai umat Allah maka Daniel , Hananya (Sadrakh). Misael (Mesakh) dan Azarya (Abednego) memiliki keteguhan untuk menjaga kekudusan hidup mereka. Buktinya adalah mereka memberanikan diri untuk menolak segala fasilitas kerajaan yang melanggar perintah Allah. Mereka ber-4 memilih untuk tidak ikut menajiskan diri mereka dengan cara hidup Kerajaan “Kafir”. Kerajaan yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang melanggar perintah Allah. Mereka ber-4 bahkan harus diganti namanya oleh Kerajaan ini karena nama asli mereka mengandung nama Allah.
Begitu banyaknya tantangan yang harus dihadapi oleh Daniel dan SMA untuk bisa tetap bertahan dalam Kerajaan tersebut. Namun bukti penyertaan TUHAN adalah mereka ber-4 ternyata menjadi pribadi-pribadi yang lebih unggul dibandingkan kontestan lain yang hidup menerima fasilitas Kerajaan yang melanggar perintah Allah.
Tantangan bagi umat Allah yang berketetapan menjaga kekudusan hidup mereka yaitu Daniel dan SMA tidak berhenti disitu saja. Mereka menjalani beberapa pencobaan hidup untuk tetap berpegang teguh pada perintah Allah. SMA berani menolak untuk tidak menyembah patung yang didirikan oleh raja Nebukadnezar walaupun resikonya adalah mereka harus dimasukkan hidup-hidup di dapur api. Daniel harus menghadapi fitnahan dan tuduhan oleh rekan-rekan petinggi Kerajaan yang iri terhadapnya yang akhirnya membawa Daniel divonis dimasukkan ke goa singa.
Apakah yang terjadi dengan pribadi-pribadi tersebut? Umat Allah yang selalu berketetapan menjaga kekudusan hidup, menjaga tingkah lakunya agar sesuai dengan perintah Allah. Mereka mengalami pertolongan TUHAN dengan cara yang ajaib! SMA tetap masuk kedalam dapur api namun TUHAN memberikan mujizatnya untuk selamat melaluinya. Daniel juga tetap masuk kedalam gua singa namun TUHAN juga memberikan perlindunganNYA yang luar biasa sehingga Daniel berhasil juga melaluinya.
Memilih hidup sebagai umat TUHAN bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak tantangan juga godaan yang harus kita alami. Namun kita harus berketetapan untuk tetap menjaga kekudusan hidup kita, karena kita memiliki TUHAN yang kudus dan mulia maka kita sebagai umatNYA juga harus hidup dalam kekudusanNYA.
Walaupun kelihatan berat bahkan sangat berat untuk melakukan kehenda TUHAN, namun sesuai dengan janjiNYA bahwa IA akan senantiasa menyertai kita dengan sempurna menjalani seluruh fase kehidupan kita. Didalam keluarga, disaat kita bersekolah, bekerja, disaat kita berkomunitas ditempat-tempat itu godaan akan datang pada kita. Godaan yang berusaha membuat kita gagal dalam melakukan kehendak TUHAN, gagal dalam menjaga kekudusan hidup kita. Sekali lagi kita harus ingat bahwa ditempat-tempat itu juga TUHAN hadir menyertai kehidupan kita, sehingga kita dapat tetap menjaga kekudusan hidup kita, kita dapat menang atas semua pencobaan atas pertolongan TUHAN. Sekarang kita tau bahwa menjaga kekudusan hidup bukanlah hal yang mustahil dan setelah kita melakukan hal tersebut kita akan hidup dalam kemenangan-kemenangan dan keberhasilan-keberhasilan didalam TUHAN. Kudus itu keren!
-AYK